Sabtu, 02 Januari 2016

Walaupun Sebenarnya Kalianlah Yang Menolongku

Ngga kaya biasanya dan ngga biasa. Pertama kalinya sejak aku tau aku ini hidup, aku ngerasa pas ditepi jurang dan dikelilingi penjaga yang tidak membiarkanku melangkah sedikitpun untuk menengah. Menyakitkan dan memilukan, ketika suatu masalah besar terjadi ketila itu pula kita sadar itu semua juga karena apa yang kita lakukan.

2 minggu berlalu sejak peristiwa itu. Kenikmatan masa remaja dan keinginan untuk selalu menjadi perhatian yang dibanggakan seringkali membuat kita lupa akan kelabilan sifat yang sebenarnya sedang melekat erat. Ketika kau belum menemukannya kau berambisi penuh untuk terus mencari, tapi ketika kau mendapatkannya kau seringkali salah menggunakannya. Pepatah anak muda tentang teman temannya "kacang lupa kulit" memang sedikit demi sedikit akan benar benar nampak. Apalagi jika kau sendiri yang menyadari bahwa kacang itu adalah dirimu sendiri.

Persis kurang 1 hari lagi masa liburan habis, dan itu aku lewati dengan baik baik saja, tapi sebenarnya diawal aku berniat melupakan sesuatu dan itu akan timbul kembali di kemudian hari. Getaran itu terasa, bahkan frekuensinya lebih dari sebuah sonar. Entah kenapa aku bingung, seringkali aku mendapat nasihat, jika kau mendapatkan masalah, maka koreksilah dirimu sendiri. Oke, i'm done. Lalu apa ? Memperbaiki. Oke, i will. Lalu aku berfikir, kenapa aku tidak bisa menyelesaikan perbaikan itu sekarang juga ? Aku terus berfikir dan tak henti hentinya fokus ke masalah itu walau sedang kusambi untuk menuliskannya saat ini.

Sebelum memikirkan apa jawabannya, aku sedikit menganalisis kenapa ini terjadi. Pertama, pembawaan. Kedua, sikap. Ketiga, responsibility. Keempat, respect. Kelima, emotion control. Keenam, thinking control. Ketujuh, ucapan. Orang selalu berkata, jadilah dewasa. Seringkali kita salah menilai diri kita bahwa sikap yang kita tampilkan adalah agar kita dewasa. Tapi agar bagaimana kita berusaha mempertahankan kedewasaan sebelum muncul sesuatu hal yang akan menurunkan harga diri kita dimata sekitar. Ketika itu terjadi maka itulah bentuk kasih sayang orang disekitarmu, mereka memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri, mereka pula yang menunjukkan bahwa kau sedang melenceng, dan mereka yang akan memberimu banyak pelajaran bersama. Pelajaran yang hanya akan kita tamatkan atau kita kuasai ketika guru telah berkehendak, Waktu.

Terimakasih untuk semua temanku yang telah bersedia menemani dan memberiku jalan pulang ketika aku sedang tidak dijalan yang benar.

Hanya ini yang sempat terlintas difikiranku yang masih sehat dan hati nuraniku yang objektif. Terimkasih sudah menikmati karena membaca adalah bentuk menikmati sesuatu dengan mata dan maaf jika kalian setelah membaca ini ingin membunuhku. (kebanyakan gitu)

#satu_lagi_dari_timehunter

0 Komentar:

Posting Komentar

 
;