Ngga kaya biasanya
dan ngga biasa. Pertama kalinya sejak aku tau aku ini hidup, aku ngerasa pas
ditepi jurang dan dikelilingi penjaga yang tidak membiarkanku melangkah
sedikitpun untuk menengah. Menyakitkan dan memilukan, ketika suatu masalah
besar terjadi ketila itu pula kita sadar itu semua juga karena apa yang kita
lakukan.
2 minggu berlalu
sejak peristiwa itu. Kenikmatan masa remaja dan keinginan untuk selalu menjadi
perhatian yang dibanggakan seringkali membuat kita lupa akan kelabilan sifat
yang sebenarnya sedang melekat erat. Ketika kau belum menemukannya kau
berambisi penuh untuk terus mencari, tapi ketika kau mendapatkannya kau
seringkali salah menggunakannya. Pepatah anak muda tentang teman temannya
"kacang lupa kulit" memang sedikit demi sedikit akan benar benar
nampak. Apalagi jika kau sendiri yang menyadari bahwa kacang itu adalah dirimu
sendiri.
Persis kurang 1 hari
lagi masa liburan habis, dan itu aku lewati dengan baik baik saja, tapi
sebenarnya diawal aku berniat melupakan sesuatu dan itu akan timbul kembali di
kemudian hari. Getaran itu terasa, bahkan frekuensinya lebih dari sebuah sonar.
Entah kenapa aku bingung, seringkali aku mendapat nasihat, jika kau mendapatkan
masalah, maka koreksilah dirimu sendiri. Oke, i'm done. Lalu apa ? Memperbaiki.
Oke, i will. Lalu aku berfikir, kenapa aku tidak bisa menyelesaikan perbaikan
itu sekarang juga ? Aku terus berfikir dan tak henti hentinya fokus ke masalah
itu walau sedang kusambi untuk menuliskannya saat ini.
Sebelum memikirkan
apa jawabannya, aku sedikit menganalisis kenapa ini terjadi. Pertama,
pembawaan. Kedua, sikap. Ketiga, responsibility. Keempat, respect. Kelima,
emotion control. Keenam, thinking control. Ketujuh, ucapan. Orang selalu
berkata, jadilah dewasa. Seringkali kita salah menilai diri kita bahwa sikap
yang kita tampilkan adalah agar kita dewasa. Tapi agar bagaimana kita berusaha
mempertahankan kedewasaan sebelum muncul sesuatu hal yang akan menurunkan harga
diri kita dimata sekitar. Ketika itu terjadi maka itulah bentuk kasih sayang orang
disekitarmu, mereka memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri, mereka pula
yang menunjukkan bahwa kau sedang melenceng, dan mereka yang akan memberimu
banyak pelajaran bersama. Pelajaran yang hanya akan kita tamatkan atau kita
kuasai ketika guru telah berkehendak, Waktu.
Terimakasih untuk
semua temanku yang telah bersedia menemani dan memberiku jalan pulang ketika
aku sedang tidak dijalan yang benar.
Hanya ini yang sempat terlintas
difikiranku yang masih sehat dan hati nuraniku yang objektif. Terimkasih sudah
menikmati karena membaca adalah bentuk menikmati sesuatu dengan mata dan maaf
jika kalian setelah membaca ini ingin membunuhku. (kebanyakan gitu)
#satu_lagi_dari_timehunter
0 Komentar:
Posting Komentar